Mengenal “Tanah Longsor”

Ambles, AmblonG, SubsiDeNce, Galodo, LaNdslide, Mass WasTing dsb, dll … Sakjane masih banyak istilah-istilah serta jargon-jargon yang dipakai untuk menyebutkan tanah yang bergerak apalagi kalau gaya nulisnya gaya nulis sms ws meSTi bUyar kabeh ;)

:( ” Pakdhe, Mbok jangan tambah bikin bingung gini Dhe” :(
+ :) “Looh iku bener le, banyak istilah-istilah dipakai dalam mendiskripsikan longsoran, masing-masing memilki karakteristik sendiri-sendiri, pembentukannya berbeda, penanganannya juga beda-beda tentunya”
:( “Tapi bener juga Dhe, wong yang namanya lutung, kethek, munyuk sama gorilla nggih beda-beda kok nggih ?”
+ :) “Lah iyo, walopun mereka mirip kamu semua !”
:( ” Wuah Pakdhe niku …”

Penggunaan Istilah dalam setiap disiplin ilmu memang sangat diperlukan, tetapi setiap istilah semestinya sangat khas dan memiliki arti khusus. Demikian juga dalam gerakan tanah, atau bhasa dewa-nya mass wasting. Istilah gerakan tanah sebenernya istilah umum yang mudah menyangkut segala aspek pergerakan tanah.

Klasifikasi gerakan tanah dapat dibuat dengan melihat tipe pergerakannya, kemudian dilihat tipe materialnya. Detilnya bisa dilihat dibawah ini :

Klasifikasi Gerakan Tanah

Klasifikasi ini diatas itu dibuat berdasarkan

  1. Tipe gerakannya
    1. Runtuh (Falls)
    2. Meluncur (Slide)
      1. Rotasi
      2. Translasi
        1. Sedikit (bongkah)
        2. Banyak
    3. Menyebar secara lateral (Lateral Spread
    4. Mengalir (Flow)
    5. Kompleks
  2. Material yang bergerak
    1. Batuan dasar (BedRock)
    2. Lapisan Tanah (Soil)
      1. Ukuran Kasar
      2. Ukuran Halus
SLIDE(Luncuran)
Landslide - slides
CREEP (Rayapan)
Landslide - creep
SLUMP (Longsoran)
Landslide - slump
TOPPLE (ambrukan)
Landslide - topple
FALL (jatuhan)
Landslide - fall
FLOW (aliran)
Landslide - flow

Juga cobaah amati perkembangan nya, sehingga kita mengerti dimana bekas-bekas terjadinya gerakan tanah dimasa lampau.
Dibawah ini ada dua video tentang gerakan tanah ini :

yang pertama gerakan RockFall klick di sini coba amati : Awalnya hanya runtuhan kecil kemudian diikuti oleh runtuhan yang sangat besar dan menutup aliran sungai mirip kejadian yang pernah ditulis munculnya danau mendadak di detik.com dan diulas disini.

Yang kedua sebuah longsoran besar di jepang. lihatlah bagaimana longsoran ini menutup sebuah jalan dan amati kecepatan longsoran yang besar ini. Walaupun pepohonan sangat rindang, namun kalau lerengnya terlalu curam, maka longsoran tetap akan terjadi. Perhatikan disebelahnya ada bekas longsoran yang terlihat terkuaknya pepohonan disebelah kanannya. mengenali bekas longsoran ini bisa menambah kewaspadaankita akan terulangnya longsoran-longsoran sejenis.
http://www.youtube.com/v/f19Onak6KC0&rel=1&fs=1&showsearch=0&showinfo=1&iv_load_policy=1

:( “Waduh dhe, longsoran kalau ukurannya sampai gede begitu ya membahayakan ya ?”
+ :) “Ya, semua harus dilihat skala-nya, dan dampaknya ta le”

Sekarang mestinya sudah sedikit mengerti ya, bahwa gerakan tanah itu bermacam-macam. Semua menyebutnya longsoran atau tanah longsor. Kalau dilihat satu-satu tentunya kita bisa mengerti kenapa terjadi dan gejalanya. Penyebab dan pemicu dari gerakan tanah dapat digambarkan secara sederhana dibawah ini.

Referensi : Wikipedia, Geoscience Australia, dongeng Geologi

Banjir Bandang Wasior, Bagaimana terjadinya ?

Teluk Wondama 

Berita bencana banjir bandang Wasior sangat mengagetkan. Berita soal pembalakan liar sering menjadi tuduhan pertama terjadinya banjir bandang terutama di daerah yang banyak hutannya. Wasior yang berada di pinggir lebatnya hutan Papua pun mengalami banjir bandang.

Apa sebenarnya banjir bandang itu.

Banjir bandang agak sedikit berbeda dengan bajir air biasa di Jakarta atau kota-kota Jawa Tengah akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo. Banjir bandang terjadi secara mendadak disertai aliran deras campuran batu, kayu serta batu kerikil dan lumpur.

Mekanisme serta bagaimana terjadinya longsor dapat dilihat dalam video disini Video longsoran yang mengubur 30 orang dan disini Melihat jenis-jenis longsoran dengan video

Dapat diketahui dengan sebuah pengamatan di lapangan.

Menurut catatan Bu Rita (Ketua Jurusan Teknik Geologi UGM), beberapa tahun sebelumnya, tercatat bencana banjir bandang pernah pula melanda beberapa wilayah di Indonesia, di antaranya terjadi di tempat wisata pemandian air panas Pacet di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada 11 Desember 2002 yang mengakibatkan 26 orang tewas dan 14 orang hilang. Di Lembah Sungai Jenebarang yang berada di lereng Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Goa, terjadi bencana yang sama pada 27 Maret 2004 hingga menewaskan 32 orang serta mengubur 12 rumah dan 430 hektare lahan. Begitu juga di bantaran Sungai Bahorok, Taman Wisata Bukit Lawang, yang berada di kaki Gunung Leuser, Sumatra Utara, terjadi bencana banjir pada 2 November 2003 yang mengakibatkan 151 orang tewas dan 100 orang yang hilang. Bahkan, di beberapa lembah/bantaran sungai di Kota Palu dan juga di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Januari 2006.

Mungkin ada yang masih ingat kejadian tahun lalu ketika di detik.com menceritakan munculnya danau yang tiba-tiba saja terisi air di Maluku. Cerita pembentukan danau itu sudah didongengkan disini : Danau Akibat Longsoran.

Terjadinya banjir bandang ini dapat dimengerti dengan pengamatan di lapangan seperti yang dilakukan Bu Rita, diman akhirny abeliau dapat menjelaskan bagaimana Banjir Bandang Wasior terjadi.

Banjir bandang merupakan suatu proses aliran air yang deras dan pekat karena disertai dengan muatan masif bongkah-bongkah batuan dan tanah (sering pula disertai dengan batang-batang kayu) yang berasal dari arah hulu sungai. Selain berbeda dari segi muatan yang terangkut di dalam aliran air tersebut, banjir bandang ini juga berbeda dibandingkan banjir biasa. Sebab, dalam proses banjir ini, terjadi kenaikan debit air secara tiba-tiba dan cepat meskipun tidak diawali dengan turunnya hujan.

Pemukiman di lereng bukit harus selalu memperhatikan kondisi bukit diatasnya. 

Banjir ini terjadi umumnya dengan diawali oleh proses pembendungan alamiah di daerah hulu sungai yang berada pada lereng-lereng perbukitan tinggi. Pembendungan alamiah ini sering terjadi sebagai akibat terakumulasinya endapan-endapan tanah dan batuan yang longsor dari bagian atas lereng. Proses pembendungan alamiah ini dapat terjadi secara lebih cepat apabila disertai dengan penumpukan batang-batang kayu yang terseret saat longsor terjadi.

Kondisi cuaca ekstrim memungkinkan sebagai pemicu longsoran dan banjir bandang. 

Coba perhatikan muka air tanah (warna biru) yang terpotong oleh garis-garis terputus. Disitu berarti air tanahnya terkuak dan air tanah itu keluar seperti mata air yang akhirnya menjadi sumber air ketika longsoran itu berubah menjadi banjir air lumpur pada akhirnya.

Tentusaja lebih mudah dimengerti apabila kita melihat cara tiga dimensi. Seperti morfologi dari sekitar Wasior.

Peta Wasior, Terlihat bukit di atas Wasior membentuk sebuah lembah panjang yang memungkinkan terbentuknya bendungan alami. 

Kita lihat pada peta diatas bahwa Wasior terletak dibagian bawah dari sebuah bukit memanjang yg dikenal dengan nama Semenanjung Wandamen (Semenanjung Wasior) … trimakasih koreksinya Mas Ismail Widodo

Dalam peta interaktif dapat dilihat seperti morfologi di daerah ini.
View Larger Map

Lihat disebelah Selatan Wasior terdapat bentuk kipas aluvial yang rona cerah. Ini menunjukkan bahwa daerah ini memang sangat rentan dan sangat rawan terjadinya banjir bandang.

Bagaimana dengan pembalakan hutan yang dicurigai itu ?

Menurut Bu Rita, tidak tertutup kemungkinan bahwa penumpukan batang-batang kayu di daerah hulu ini akibat pembalakan hutan. Bagaimana kita dapat menduga bahwa kayu-kayu yang tertumpuk adalah akibat pembalakan hutan atau akibat pohon-pohon yang tumbang yang terseret saat longsor di bagian atas lereng lembah terjadi. Apabila kayu yang terseret oleh arus banjir bandang ini merupakan kayu gelodongan dengan ukuran teratur dan tampak terpotong secara seragam (tidak disertai adanya akar-akar pohon), tumpukan kayu yang membendung lembah di hulu sungai adalah hasil tebangan pohon oleh manusia. Namun, apabila kayu-kayu yang terseret banyak disertai dengan akar-akar dan ranting-ranting pohon, sangat mungkin bahwa tumpukan kayu-kayu yang membendung hulu sungai terjadi secara alamiah akibat longsor yang menyeret pohon-pohon di permukaan lereng.

Wasior dan daerah yang rawan banjir bandang Rona cerah menunjukkan longsoran (banjir bandang) dimasa lampau. 

:( “Pakdhe, konon katanya di Wasior kayu-kayu yang ikut meluncur ini terpatah dan terpotong secara alami ya ?”

:D “Ya, kalau cuman sedikit yang diketemukan terpotong rapi berarti ulah manusia penyebab longsoran banjir bandang ini lebih banyak karena faktor alami”

Jadi, banjir bandang dapat pula dipicu oleh longsor dan pembendungan di daerah hulu, yang umumnya dicirikan dengan munculnya kenampakan berupa bekas-bekas longsor di bagian atas lembah sungai yang terbendung. Kenampakan bekas longsor ini dicirikan oleh terbentuknya torehan-torehan lengkung pada lereng-lereng di daerah hulu sungai. Contohnya adalah kejadian banjir bandang di Sungai Bahorok pada 2003 yang juga disertai puluhan torehan-torehan longsor pada lereng Gunung Leuser. Torehan-torehan ini dapat mudah diamati dari atas melalui citra satelit, foto udara, atau inspeksi udara dengan helikopter/pesawat terbang.

 

Sumber : Dongeng Geologi

Peta Kawasan Rawan Bencana Gn Merapi

Untuk rekan-rekan relawan serta yang membutuhkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi, dapat di unduh disini. Peta ini diterbitkan tahun 2002 oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Tentusaja peta ini akan berubah-ubah sesuai dengan perkembangan, terutama pasca meletusnya merapi 2006.  Ukuran file peta dijital dalam format JPG detil ini cukup besar 8MB ! dan 22 MB.

Foto 10 pagi, 25 Okt 2010 

Disebelah ini foto Gunung Merapi diambil dari udara pada hari ini tanggal 25 Oktober 2010, pda sekitar pukul 10 pagi.

:( ” Yang ngambil kakaknya Pakdhe ya ? Enak donk naek pesawat kecil”

:D “Tapi kan mesti hati-hati. Ingat bahaya debu volkanik yang menyebabkan mesin pesawat mati yang pernah ditulis disini”:

Bagaimana abu gunungapi menyebabkan mesin pesawat mati
Peta Kawasan Rawan Bencana G Merapi (ukuran 8MB) 

Peta lain tentang Kemungkinan Arah Erupsi G Merapi tahun 2006 dapat dilihat dibawah ini :

http://rovicky.files.wordpress.com/2007/11/merapi-1.jpg?w=433&h=297Tahun 2006 arah luncuran Wedus Gembel kearah Kaliadem. 

Jarak luncuran mampu mencapai 15 Km.

Tahun 2010 ini Kemungkinan arah erupsinya belum ada peta yang dipublikasikan oleh Badan Geologi. Hal ini mungkin karena morfologi Gunung Merapi sudah banyak berubah akibat letusan tahun 2006.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta mengatakan perlu mewaspadai tiga jalur arah erupsi Merapi tahun 2010 ini pasca dinaikkannya status aktivitas gunung tersebut dari Waspada menjadi Siaga, Kamis malam kemarin. Ketiga jalur arah erupsi tersebut adalah ke Barat Daya, Selatan dan ke arah Tenggara.

Pada erupsi 2006 jarak luncur mencapai tujuh kilometer dari puncak Gunung Merapi. Tetapi untuk setiap peningkatan aktivitas Gunung Merapi tidak menutup kemungkinan erupsi yang terjadi mencapai jarak luncur hingga 15 kilometer dari puncak.

Sumber : Dongeng Geologi

Tragedi Bunker Merapi 2006 – Efusif bukan berarti aman terkendali

Pasca “njedulnya” pulau baru di kawah Gunung Kelud mengundang banyak tanya dan persepsi yang mesti harus di perhatikan bersama. Memang benar bahwa letusan yang BLARR memang berkurang kemungkinannya. Dan terjadi perubahan kemungkinan tipe letusan daril edakan explosive menjadi tipe pancuran atau lelehan effusive.

:( “Jadi nanti letusannya brrruzzzz, gitu Pakdhe ” :P .
:D “Kalau perkembangnnya memang terus dan tidak ada yang menyumbat ya memang bisa saja begitu. Tetapi bukan berarti kalau ada lelehan lava itu bukan berarti tidak berbahaya thole”

Ayo kita belajar dari Merapi. Salah satu tipe letusan effusive itu adalah Gunung Merapi, yang tahun lalu sempat mengeluarkan lava panasnya ke arah selatan. Lelehan lava Gunung Merapi ini sangat berbahaya. Nah seperti apa leleran lava panas ini ?

Lelehan lava Merapi 2006

Pada bulan Mei 2006, Jogja digoyang gempa yang disusul oleh letusan Gunung Merapi yang sebelum gempa sudah ditunggu-tunggu kejadiannya. Lelelah lava ini sebelumnya sudah diperkirakan oleh time BPPTK (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta) dengan empat buah sekenario, seperti yang tergambar dibawah ini.

merapi-1.jpgEmpat kemungkinan letusan itu hampir semua ke arah barat, dan satu kemungkinan juga ke arah selatan. Lihat warna-warna pada peta dibawah yang menggambarkan arah penyebaran lelehan lava serta awan panas.

Yang terjadi akhirnya leleran lava panas kearah selatan. Lava ini juga besamaan dengan luncuran awan panas, yang menewaskan dua orang. Keduanya berada didalam bunker yang tidak kuat menahan suhu dari leleran lava ini.

Seberapa besar leleran lava Merapi 2006 ini.

Leleran lava merapi tahun 2007 ini meluncur ke arah selatan setelah dinding yang dikenal dengan nama Geger Boyo Ambrol beberapa hari setelah gempa Jogja. Karena ambrolnya dinding inilah yang menyebabkan aliran lava serta luncuran awan panas kearah selatan. Luncuran lava ini hingga mencapai Kaliadem tempat dimana terdapat bunker persembunyian bila terkjadi luncuranawan panas.

Dibawah ini dua buah foto perbandingan sebelum dan sesudah terjadinya leleran lava wedus gembel.

merapi-2a.jpgBunker Kaliadem sebelum letusan 20006 

Gambar pertama diambil di sekitar tempat wisata Kaliadem, didepan bunker . Pemandangan indah di depan bunker ini diambil sebelum terjadinya letusan bulan May tahun 2006. Coba perhatikan ketinggian/kedalaman lubang terowongan buatan ini yang didesign untuk kuat menahan terjangan awan panas.

merapi-2b.jpgBunker sesudah letusan 2006 

Ketinggian dari bawah hingga ke atas ini kira-kira 15 meter. Bandingkan dengan foto disebelah kanan, Klick gambarnya untuk memperbesar. Sebagai pembanding lihatlah ketinggian orang yang berdiri diatas bunker ini. Terlihat kira-kira ketebalan lava yang menutup disini sekitar 3-7 meter !.

Dua orang yang tewas didalam bunker ini tentunya tidak mampu menahan panas dari lava.Konon ketika dibongkar tiga hari setelah kejadian suhu tanah/batu dipermukaannya masih diatas 80 bahkan hingga 120 derajat Celcius. Lihat perbedaan warna hijau dari hutan disebalah kanan dan warna kecoklatan karena terbakar awan panas disebelah timur lembah sungai.

Bagaimana dengan lokasi wisata Kaliadem ?

Dibawah dua foto sebelum dan sesudah letusan 2006 itu.

merapi-3a.jpgKaliadem sebelum letusan 2006 

Disebelah ini gambar diambil di sekitar tempat kios-kios di Kaliadem. Bandingkan dengan gambar disebelah kanan sesudah dilalui lava panas ini.

merapi-3b.jpgKaliadem sesudah letusan 2006 

Dari gambar disebelah kanan ini terlihat arah luncuran dari lava Merapi yang meluncur kearah selatan, kemudian menabrak perbukitan sehingga berbelok kearah kiri (barat). Lihat ketebalan lava yang menutup hampir separuh ketinggian rumah-rumah ini. Kalau anda perhatikan di Kaliadem saat ini tentunya dapat membayangkan bahwa sebenarnya kios-kios ini berada pada bukit igir-igir atau punggungan. Jadi lokasi kios ini bukan pada sebuah lembah. Jadi luncuran lava dengan kecepatan dapat mencapai 65 Km/jam iniakan mampu “mendaki” sebuah bukit.

:( “Whallah, kalau dibawah ini sih Pakdhe narsis aja, kaan ?”
:D “Hush kuwi nunjukin kalau bukit kiri dan kanan yang berbeda akibat terjangan awan panas thole. Terus perbedaan warna kehitaman itu akhir atau ujung dari awan panas. Jadi awan panas itu juga membawa material pasir dan juga kerikil” :P

merapi-4.jpg

Jadi sekarang mestinya sudah tahu bahwa letusan efusif-pun juga dapat sangat-sangat berbahaya.

Untuk letusan 2010 ini belum dapat dipastikan kemana arah lelerannya. Sehingga perlu diiikuti berita dari Direktorat Volkanologi (VSI-Vulcanological Survey of Indonesia)

Salam WASPADA !

Sumber : Dongeng Geologi

Sejarah Gunung Merapi sejak 700 000 tahun yang lalu

Awan panas, ciri letusan Gunung Merapi, Jogjakarta. 

Tentunya menghindari bahayanya serta memanfaatkan faedahnya tidak hanya diperlukan ketika sedang membutuhkan saja. Cerita sejarah gunung Merapi juga menarik utk diketahui sebagai pengetahuan bagi kita yang awam volkanologi. Dibawah ini tulisan dari Badan Geologi mengenai sejarah Gunung Merapi yang bulan Oktober 2010 ini sedang bergolak.

:( “Pakdhe ini yang mendongeng Pak Sukhyar ya ?”

:D “Looh Pak Sukhyar itu Rajane Badan Geologi, mestinya ini staffnya Pak Surono yang mendongeng”

SEJARAH GEOLOGI

Hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil. Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat dibagi atas 4 bagian :

PRA MERAPI (+ 400.000 tahun lalu) Baca lebih lanjut